July 15, 2010

Ketika Allah Memilihmu Untukku..



Ketika Allah Memilihmu Untukku..


Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

July 03, 2010

Allah itu Maha Adil

Allah itu Maha Adil...
Tak usah bermimpi untuk bulan-bulan berikutnya..
Karena cukup satu bulan aku menjalin hubungan denganmu..
Yang pertama kali aku rasakan, ketika sms mu datang adalah...
Aku bingung..
Ini mimpi, atau kenyataan...
Jelas sekali dalam sms itu, kau memutuskan aku...

Sudahlah, masih banyak yang lebih penting, ini juga bukan yang pertama buat aku...

Tetep semangat, fokus dengan Masa Depan mu...

Show Must Go On!!!

May 24, 2010

Ganjalan hati itu berpindah padaku

Selamat Malam...
pa khabar engkau di sana? aku di sini alhamdulillah baik-baik saja. Memang sudah dua hari ini aku sakit, selama aku sakit aku tak pernah memberi kabar untukmu. Aku berpikir buat pa? masih pentingkah aku buat mu??? Hmmmm....sayang mash ada kah rasa itu untukku? Aku dilema iya, sayang aku sedang bingung yang mana yang harus aku percaya? apakah ini hanya sebuah taktik saja untuk membuat aku menjadi angkat bicara. Hmmm.... tapi insya Allah aku tak terpancing sayang, hmmm satu pintaku, hati-hati menjaga dan membawa hati, krn tidak semua wanita mampu menyimpan semua ini rapat-rapat seperti aku. Jangan sampai kau rusak masa depan mu.... Aku memang sudah mengambil keputusan untuk tidak merusak masa depanku. Aku hargai semua keputusan mu. Terima Kasih untuk semuanya yg telah kau berikan. Untuk, beberapa peristiwa yang sudah kita lewati bersama, untuk beberapa bulan yang begitu penuh dengan warna.

May 14, 2010

Tak perlu kau tanya lagi siapa pemilik hati ini...

Iya, tak perlu kau tanya lagi siapa pemilik hati ini.. Kau tentu sudah tahu khan siapa?? Entah akan abadi atau hanya sesaat, kita jalani saja dulu yang harusnya kita jalani okey??? Aku tak akan mendominasi hubungan ini, aku akan berusaha se'demokratis mungkin karena itu...Jangan pernah ragu untuk share apapun dgn aku, baik dalam segi finance, hati, hmmm uneg2 aq siap mendengarkannya...
May, ini tanggal 8 tahun 2010... Kau, telah menempati ruang kosong itu... Congrat's yah jaga hatiku cuma ada satu ini.

May 01, 2010

Buka lembaran baru, jadi pribadi yang baru...

Hmmm.. tak terasa waktu begitu cepat kulalui... Setahun hanya sekejap saja, kini sudah bulan may kembali. masih jelas di ingatanku, setahun kemarin saya tidak berada di jakarta. saya berada di padang. Saya sedang bekerja praktek di PT. Semen Padang... Hmmm, banyak pelajaran hidup yang saya dapat di sana, saya akui setelah saya pulang dri sana, saya menjadi pribadi yang baru. Menjadi seseorang Tika Mandasari yang berbeda dari sebelum saya pergi ke Padang. Banyak hal yang tak terduga yang saya dapat dari sana. saya menjadi mengerti tentang hidup itu seperti apa, hidup itu ternyata betul-betul anugerah yang harus kita syukuri dan mengisinya dengan hal-hal yang bermakna.


Selamat Datang May...
Dunia dan kehidupanku tak berhenti di sini.

April 27, 2010

Rindu Padamu....

Malam ini, baru terasa jauh darimu membuat rinduku sedikit demi sedikit menumpuk, dan menggunung. Ya harus aku akui, aku rindu padamu, aku betul-betul rindu setengah mati padamu. Aku tak tahu, dan berusaha tak mau tahu apakah kau disana juga merindukan aku atau tidak. Biarlah kerinduan aku ini ku simpan sendiri jauh di dalam lubuk hatiku. Merindukanmu merupakan hal yang terindah yang pernah aku rasakan, dimana sku bisa tersenyum sendiri ketika mengingat kembali ketika kau berperilaku lucu, dan menggemaskan. Ketika jarak memisahkan kita, justru kita bukan semakin jauh, melainkan semakin dekat, dan semakin menyadari dari arti kualitas sebuah pertemuan. Ketika arti dari sebuah pertemuan itu lebih penting dibandingkan oleh apapun. Membuat kita jadi berusaha memanfaatkan waktu pertemuan yang kita jalani menjadi lebih berkualitas dan berarti....


Aku disini merindukanmu, Apakah kau disana rindu padaku?

Teguran itu menyayat jiwa

Hmmm, kali ini entah yang kesekian kalinya saya ditegur kembali....
Ya saya di tegur oleh seorang wanita.Beliau berkata pada saya "Dek, kamu manis, tutur bahasamu pun lembut dan sangat terpelajar, tubuhmu indah, begitu pula dengan rambutmu. Tapi, semua itu akan terasa lebih indah lagi jika Adek, mau menutupinya dengan kerudung." "Selama ini kita bertemu kau pun selalu mengenakan baju yang panjang, hanya tinggal kau menutupi kepala mu de." Subhanallah, terasa seperti di sambar petir di siang bolong, ketika wanita itu berkata demikian. Ya, bukannya aku tak mau, tapi ada sesuatu hal dalam diriku yang masih belum ku mengerti mengapa ini terjadi. Jika aku boleh jujur, bukan kali ini saja aku di tegur seperti itu, entah beberapa kali ku di tegur, sperti itu. Hmmm, tak peka kah aku terhadap semua teguran itu???

April 14, 2010

Kemana rasa itu pergi...?

Hmmmm....kubuka mata ku yang terbangun mendengar adzan subuh berkumandang, aku terbiasa terbangun untuk melaksanakan sholat subuh yang cukup penuh pengorbanan. Hal ini dikarenakan harus setengah mati melawan rasa kantuk yang sepenuhnya belum bisa terobati. Masih terngiang oleh ku kata-kata kak Tris, bahwa ketika kita tidur ushakanlah jangan membawa masalah tersebut ke dalam kamar. Sebekum kita masuk kamar biarkanlah masalah tersebut berada di luar kamar agar, ketika kita sedang beristirahat hal ini tidak akan mengganggu waktu kita untuk beristirahat. Selesai menunaikan ibadah sholat subuh, aku berdoa untuk diberikan kelancaran dalam melaksanakan segala aktivitas di hari ini. Tiba-tiba teringat dengan perbincangan semalam dengan seseorang nun jauh da sana, aku bingung kemana rasa itu pergi?. Ya, entah pa yang sudah aku alami dan rasakan tiba-tiba rasa itu hilang, entah kemana. Seperti raib begitu saja ditelan oleh pernyataan yang begitu menyakitkan, selama ini aku selalu mengalah demi kebaikan orang yang begitu aku sayangi, seharusnya aku adalah anak yang egois karena posisi aku yang sebagai anak terakhir dalam keluarga tapi tidak terjadi dalam kehidupanku. Sudah tak terhitung berapa kali aku harus berkorban demi orang lain, aku selalu berpikir bahwa dengan aku berkorban maka itulah jalan yang terbaik untuk kita. Aku manja ya, memang aku akui aku manja tapi aku mandiri. Mengapa demikian? aku manja hanya pada saat-saat tertentu saja, namun kemandirian begitu mengalir deras dalam setiap aliran darahku, hal ini karena pola axuh orang tua yang selalu mengajarkan kami sebagai anak-anaknya harus mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya sendiri jika memang hal tersebut masih dalam kemampuan kami. Jangan pernah mengeluh dalam menjalani kehidupan, karena dengan setiap kali kita mengeluh hal itu bukan menjadi suatu solusi, melainkan akan menimbulkan hal yang negatif. Aku tidak tuli, aku dapat mendengar. Aku tidak buta, aku dapat melihat. Aku tidak bisu, aku dapat berbicara. Aku tidak bodoh, aku dapat berfikir. Aku punya hati dan perasaan, dan jika hati dan perasaan ini aku bawa terbang terlalu tinggi maka jika jatuh akan terasa sakit sekali.
Mampukah aku sekarang berkata kepada dia bahwa "Stop, aku tak mau jatuh, jatuh, dan jatuh kembali untuk kesekian kalinya". Sudah cukup kau buat aku tidak berdaya seperti kemarin, jangan kau coba memasuki kehidupan aku lagi, kehidupan yang sudah aku bangun kembali selama sembilan bulan dengan penuh dengan air mata, peristiwa-peristiwa yang cukup membuat aku sadar siapa kau sebenarnya, dan apa yang kau inginkan dariku.


Kemana rasa itu pergi...?

April 13, 2010

Ketika Mulai Kehilangan Arah

Aku pernah kehilangan arah, kala itu aku tak tahu jalan mana yang harus aku lalui. Bukan satu tujuanku melainkan banyak, yang harus aku buat adalah memprioritaskan tujuan yang mana yang harus aku capai terlebih dahulu. Setelah itu, baru aku mulai prosesnya agar tujuan ku tersebut tercapai harus ada kesungguhan hati. Iya terkadang aku ragu, benarkah ini atau kah salah?. Mencoba dan terus mencoba.

March 31, 2010

Lukisan Hatiku

Kulihat malam tak berbintang...
Iya, malam ini kupandangi malam begitu gelap, mendung seakan menggelayuti bukan saja langit tapi hatiku...
Sudah larut memang, namun mataku tak bisa ku pejamkan. Dari balik jendela kamarku ku tatap gelapnya malam yang begitu dingin, embun yang tercipta akibat guyuran hujan membuat tetesan air d jendela kamarku. Berkecamuk semua rasa dan pertanyaan di dalam pikiranku, bukan aku tak mengadu pada Yang Maha Kuasa bukan tapi, aku sudah kehabisan kata-kata jika mengadu pada-Nya. Aku hanya bisa menyerahkan segalanya hidup ku, mati ku, ibadah ku, hingga segala permasalahan yang sedang aku hadapi. Masalah? iya manusia hidup itu pasti akan ada masalah. semakin dia sering di tempa oleh masalah maka itu yang makin membuat dia dewasa...
Masalah demi masalah aku hadapi, iya hal itu juga yang mampu merubah pola pikir aku yang tadinya anak mamah yang manja kini, menjadi wanita dewasa yang matang.
Aku hanya anak manusia biasa yang mencoba mencari makna dari kehidupan, mencari sesuatu alasan mengapa aku ada dan Meng-Ada di bumi ini?

.......to be continued

February 24, 2010

Kenapa aku?

Aku bingung dikala kau menanyakan hal itu? terasa seperti tersambar petir di siang hari. Tenggorokan ku tercekat tak ada kata yang keluar, tiba-tiba aku merasa sakit. Ya hatiku terasa perih dan sakit, aku bukan wanita bodoh yang tidak belajar dari pengalaman. Masih jelas kuingat bagaimana caranya kau mencampakkan aku. Bukan karena dendam keputusan ini aku ambil, aku hanya tak mau lebih banyak lagi hati yang tersakiti. Maka, maafkan aku keputusan ini harus aku ambil. Lebih baik Kau cari saja wanita lain, aku tak bisa menerima pinangan mu lagi.

February 13, 2010

Reality

Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, aku duduk di sebuah bangku panjang di Lorong sebuah Rumah Sakit. iya, aku duduk menemaninya. Pria yang selama hampir dua tahun bersamaku, selalu marah jika aku telat makan hanya karena sibuk kuliah, atau menjalankan bisnis keluarga. "Makan ney, ntik sakit bandel amat sieh.."begitu ucapnya. Terkadang aku suka meledeknya dengan mengirimnya sms jika aku telat makan maka tanpa hitungan detik, ia langsung menelepon dari seberang sana dengan nada kesal dan marah. Namun ritual itu yang selalu membuat aku selalu rindu padanya, terkadang ia mengerti sekali jika ini hanya akal-akalan ku saja untuk mendengar suaranya. Unik bukan? yah itulah aku dengan dia kami memang pasangan yang unik. Jarak, ruang, bahkan waktu benar=benar memisahkan kami. "Ney, aku terima tawaran jadi Chef" ia mengatakan itu ketika datang menjemputku di kampus. "Bagus donk ney, tapi kenapa kamu sedih?" tanyaku setelah melihat ada kesedihan di matanya, "di Kentucky ney, United States" kalimat itu tiba-tiba terlontar dari nya. " jauh yah sayang. memang intuk berapa lama?" tanyaku "satu hingga dua tahun, tapi aku akan sering pulang kok sayang. pokoknya klo kontraknya selesai aku mau pindah di jakarta aja, aku gak tahan ney jauh dari kamu" sambil mengecup keningku "sssrrrr" terasa ada aliran listrik yang mengalir dari kepala hingga ujung kaki ku. "Iya sayang, pergilah jika ini yang terbaik untuk kita pergilah aku akan disini dengan setia menanti hingga kau pulang nanti" kalimat itu terucap begitu lancar dari mulutku. Tanpa pernah sedikitpun terpikir bahwa aku akan menjalani hari tanpa ada dirinya lagi.

Kini pria itu ada di sampingku, kupandang wajahnya pucat, matanya lelah seperti sudah berhari-hari dia tidak tidur, dan berkali-kali dia melihat pintu itu dengan penuh harap. Dibalik pintu itu Istrinya sedang berjuang hidup dan mati menjalankan operasi pengangkatan rahim, Kanker rahim stadium akhir, memaksanya untuk melakukan operasi itu. Belum genap setahun mereka menikah, rumah tangga mereka sudah diberikan cobaan sebesar ini. Umi, abi, dan semua anggota keluarganya sedang makan di kantin. aku datang untuk memberikan dukungan kepadanya. Sudah hampir tiga puluh menit aku duduk bersebelahan dengannya tanpa percakapan, kami hanya diam tanpa kata. Kami hanya bermain dengan pikiran kami masing-masing. Dia memandang kosong ke arah pintu, lalu tiba-tiba dia bertanya padaku "Sudah makan ney?" Dia tetap memanggilku ney walau kini aku bukan Honeynya lagi. "sudah tadi di rumah" jawabku, "kabar mamah dan papah gimana ney?" Ia mencoba mengajakku berbincang untuk membunuh waktu. "Alhamdulillah sehat semuanya, maaf mereka tidak bisa kemari" jawabku, "Gak, apa-apa yang penting doanya" dia berkata itu sambil mencoba tersenyum padaku.

Suasana pun mulai mencair dan dia menanyakan sebuah pertanyaan yang membuat aku bingung menjawabnya "Ney, waktu aku tinggalin kamu dulu, rasa sakitnya seperti ini ya ney?? sama seperti yang aku rasakan sekarang" pertanyaan itu terlontar darinya begitu saja. Kupalingkan wajahku darinya seolah mencari sebuah pertanyaan atau sekedar menghindar agar dia tak tahu bahwa aku bingung setengah mati diberi pertanyaan seperti itu. Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dia telah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, tertunduk dia di kursi. Tangisnya pecah, tubuhnya berguncang, aku tahu dia menangis ku usap punggungnnya dengan tangan kananku, dia bangkit memelukku, menangis d pelukanku, pelukannya semakin erat. Kurasakan kepedihan dari tangisannya, dengan susah payah kutahan air mata ku agar tak jatuh. Aku mencoba mengusap punggungnya. "Maaf.., maafkan aku ney, andai aku tahu sakitnya akan seperti ini aku tak mau kau merasakan ini ney" dengan tersedu-sedu ia mengatakan itu kepadaku. "Ssssttt" kuletakkan jari telunjukku di bibirnya, "Kita harus kuat, dan banyak berdoa mas, agar semuanya diberi kemudahan dan juga kelancaran" kalimat itu aku utarakan kepadanya seraya meletakkan kedua telapak tanganku
di wajahnya. Dingin sekali wajahnya, "Ney selalu hangat.." dia berkata seperti itu kepadaku. "Sudah jangan menangis lagi, perbanyaklah berdoa agar kita bisa melewati semua ini." aku mencoba menenangkan hatinya.

"Mas, sudah makan belum?" tanyaku "Gak nafsu ney.." jawabnya "Mas harus tetap makan, mba ratih butuh kita sebagai motivator untuk tetap bisa menjalani hidupnya, jika kita sakit siapa nanti yang akan menjaganya?" aku mencoba memberikan sedikit solusi untuknya "Nanti saja lah.." dia jawab sekenanya. "Maaf, ini sudah senja mas aku harus pulang" aku menoba meminta izin untuk pamit pulang. "Sebentar lagi ya, aku nyaman berada di dekat ney.." pintanya seraya mengamit lenganku. Aku diam tak bisa berkata apa-apa, kedekatan kami seperti ini sudah lama aku rindukan, harum aroma yang tubuhnya yang khas membuat aku selalu rindu padanya. Namun kini dia bukan milikku, dia telah menjadi milik orang lain. Aku sadar itu, aku pun tak ingin menjadi duri di dalam daging bagi rumah tangganya.


Udara pagi terasa dingin menusuk tulang, gerimis yang tercipta tak mengurungkan niatku untuk jogging pagi ini. Pagi ini tepat tanggal 14 Februari 2010 dimana Hari Imlek dan Hari Valentine terletak pada hari yang sama. Hari minggu di mana semua orang masih males-malesan untuk melakukan aktivitasnya, tidak dengan ku setelah melakukan sholat subuh, aku langsung melakukan jogging mengitari perkampungan, bertemu dengan ibu-ibu yang sedang ingin pergi ke pasar. Ingatanku masih kepadanya, iya beberapa hari ini dia mampu menyita perhatianku. Pelukannya yang semalam mebuat aku susah memejamkan mata ketika pulang dari rumah sakit. Semua sikapnya ketika di ruang tunggu itu membuat aku bertanya-tanya. Masihkah dia menyimpan rasa sayang dan rindu padaku?
"Tidak..tidak..mengapa aku berpikiran demikian, tak sadarkah ku betapa dia mencampakkanku, meninggalkanku begitu saja. Seakan aku ini......


To be Continued

January 31, 2010